Jumat, 06 Oktober 2017

Ringkasan Hasil Penelitian Ilmiah & Hubungannya Dengan Etika

Ringkasan Hasil Penelitian Ilmiah
Persediaan merupakan suatu elemen yang penting bagi perusahaan dagang. Untuk itu penilaian persediaan barang dagang diperlukan untuk mengetahui jumlah optimum persediaan yang dimiliki perusahaan agar perusahaan mendapat keuntungan yang maksimal.
            Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui perbandingan nilai persediaan  barang dagang pada UD. Setiawan Teknik antara metode perhitungan penilaian persediaan yang digunakan UD. Setiawan Teknik dengan metode masuk pertama keluar pertama yang digunakan oleh penulis.
Berdasarkan data persediaan bearing merek NTN periode november 2016 yang diperoleh penulis dari UD. Setiawan Teknik maka penulis melakukan perhitungan penilaian persediaan dengan metode masuk pertama keluar pertama yang penulis gunakan dalam penulisan ilmiah ini. Dalam metode masuk pertama keluar pertama adalah metode dimana harga pokok persediaan yang akan dibebankan sesuai dengan urutan kejadiannya/berasal dari biaya persediaan awal dan persediaan akhir berasal dari perolehan paling akhir. Selanjutnya penulis melakukan  perbandingan pernilaian persediaan antara metode rata-rata tertimbang dengan metode masuk pertama keluar pertama.
Setelah penulis melakukan perbandingan penilaian persediaan antara rata-rata tertimbang yang digunakan oleh UD. Setiawan Teknik dengan metode masuk pertama keluar pertama  yang penulis gunakan dalam penulisan ini, maka hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:


Tabel 4.4
Persediaan Akhir dan HPP Bearing Merek NTN
Periode November 2016

Keterangan

Metode Rata-Rata Tertimbang
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
Persediaan Awal
Persediaan Akhir
HPP    
Laba Kotor
Rp 690.000
Rp 6.422.000
Rp 938.600
Rp 844.600
Rp 690.000
Rp 6.422.000
Rp 938.600
Rp 844.600
Sumber: Data Diolah

Pada cara perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan diketahui persediaan awal november 2016 yang dimiliki oleh UD. Setiawan Teknik adalah sebesar Rp 690.000,00 dan persediaan akhir sebesar Rp 938.600,00. Maka akan menghasilkan harga pokok penjualan sebesar Rp 6.173.400,00. Dan penjualan selama bulan november 2016 adalah sebesar Rp 7.018.000,00 dikurangi dengan harga pokok penjualan, sehingga diperoleh laba kotor sebesar Rp 844.600,00.
Sedangkan pada metode masuk pertama keluar pertama (FIFO) yang penulis gunakan dalam penulisan ini pun sama diketahui persediaan awal november 2016 yang dimiliki oleh UD. Setiawan Teknik adalah sebesar Rp 690.000,00 dan persediaan akhir sebesar Rp 938.600,00. Maka akan menghasilkan harga pokok penjualan sebesar Rp 6.173.400,00. Dan penjualan selama bulan november 2016 adalah sebesar Rp 7.018.000,00 dikurangi dengan harga pokok penjualan. Maka akan menghasilkan laba yaitu sebesar Rp 844.600,00.
Berdasarkan perhitungan diatas, jelas terlihat dalam menentukan besar kecilnya nilai persediaan pada kedua metode baik dengan metode rata-rata tertimbang yang digunakan oleh UD. Setiawan Teknik dan metode masuk pertama keluar pertama yang digunakan oleh penulis tersebut tidak akan mempengaruhi laba selama harga beli tidak berubah yang akan diperoleh oleh UD. Setiawan Teknik atas penjualan Bearing merek NTN dan mendapatkan hasil yang sama. Akan tetapi apabila harga berubah-berubah maka perhitungan penilaian persediaan baik dengan metode rata-rata tertimbang maupun metode masuk pertama keluar akan menghasilkan jumlah yang berbeda yaitu dalam :
1)      Harga pokok penjualan untuk periode berjalan
2)      Laba kotor untuk periode tersebut
3)      Persediaan akhir
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dan hasil kesimpulan yang telah penulis kemukakan diatas, penulis menyarankan sebaiknya UD. Setiawan Teknik menggunakan perhitungan dengan metode masuk pertama keluar pertama (FIFO). Dengan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama (FIFO)  maka laba yang dihasilkan akan lebih besar karena hpp kecil dan nilai persediaan dinilai menurut harga pokok sekarang sehingga disaat harga barang cenderung naik turun, nilai persediaan akhir akan tetap konsisten seperti awal dan tidak ada kemungkinan terjadinya manipulasi. Selain itu juga memperkecil biaya pemeliharaan gudang, produk tidak cepat rusak dan tidak ketinggalan jaman karena barang yang lebih dahulu masuk lebih dahulu keluar.

Korelasi Etika Dengan Ringkasan PI
Struktur etika :
Secara umum etika terbagi menjadi dua bagian besar yaitu  Etika umum dan Etika khusus.
1.      Etika Umum : Etika tentang kondisi dasar dan umum bagaimana manusia harus bertindak secara etis.
2.      Etika Khusus : Penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan khusus. Etika Khusus dikelompokkan menjadi yaitu Etika individual dan Etika sosial.
a.       Etika Individual
Etika yang menyangkut hubungan individu dengan dirinya sendiri.
b.      Etika Sosial
Etika yang menyangkut hubungan individu dengan lingkup kehidupannya.




Berdasarkan ringkasan penelitian ilmiah diatas maka relasi atau hubungan dengan struktur etika yang ada masuk dalam kategori etika bisnis karena penelitian yang dilakukan mengenai perhitungan persediaan barang bearing pada perusahaan dagang dimana perusahaan ini melakukan bisnis. Etika Bisnis adalah cara-cara saat melakukan kegiatan berbisnis yang mencangkup semua aspek, baik itu yang berkaitan dengan seorang individu, perusahaan, maupun masyarakat.
Dalam suatu perusahaan etika bisnis dapat menjadikan pedoman untuk melaksanakan aktivitas dalam bekerja, yang dimana bekerja dilandasi dengan etika, moral, kejujuran dan profesionalisme. Etika bisnis mempunyai tujuan salah satunya adalah memberikan kesadaran akan moral dan memberikan batasan kepada para pelaku bisnis supaya dalam menjalankan bisnisnya dengan bersikap baik, sehingga tidak berperilaku yang dapat merugikan banyak pihak yang ada hubungannya dengan bisnis tersebut.
            Adapun etika bisnis dalam perdagangan yaitu memiliki kejujuran saat berkomunikasi & bersikap. Ketika membangun suatu bisnis diperlukan kejujuran saat berkomunikasi maupun bersikap dengan mitra kerja dan juga konsumen, sehingga usaha yang dibagun akan semakin di percaya. Pembisnis yang baik harus selalu memenuhi setiap janjinya dan selalu berkomitmen dalam menjalankan usaha bisnisnya seperti pada UD. Setiawan Teknilk dalam pengirim barang bearing dilakukan sesuai janji yang disepakati/diminta oleh konsumen sehingga konsumen tidak kecewa. Memiliki Integritas, maksudnya dalam berbisnis atau menjalankan usaha maka diperlukan konsistensi pada pemikiran, ucapan maupun perbuatan seperti pada saat pengiriman barang jika barang yang sampai tempat konsumen terdapat kerusakan maka UD. Setiawan Teknik mengganti dan mengirimnya dengan yg baru, pada persedian barang bearing perusahaan selalu mengecek stok persediaan barang digudang sehingga jika seorang konsumen ingin membeli maka barang tersebut selalu ada.  Lalu yang penting lainnya dalam berbisnis yaitu memiliki loyalitas yang tinggi terhadap bisnis yang di jalani. Loyalitas dapat dilihat dari kerja keras dan keseriusan dalam menjalani bisnis, bekerja sesuai dengan visi dan misi, serta tidak mencampur adukan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.
Jadi etika bisnis dapat mengatur dan mengarahkan para pelaku bisnis untuk mewujudkan manajemen maupun citra yang baik dalam berbisnis, sehingga bisnis tersebut dapat di ikuti oleh semua orang yang mempercayai adanya bahwa bisnis itu memiliki etika yang baik. Seperti salah satu perusahaan bisnis yaitu pada UD. Setiawan Teknik yang menerapkan etika bisnis dengan baik sehingga bisa menjaga citra dalam berbisnis yang dapat memberikan kepercayaan kepada konsumen sehingga usahanya masih berjalan dan dapat membuka ruko baru didaerah lain.

Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar