Ringkasan Hasil Penelitian Ilmiah
Persediaan
merupakan suatu elemen yang penting bagi perusahaan dagang. Untuk itu penilaian
persediaan barang dagang diperlukan untuk mengetahui jumlah optimum persediaan
yang dimiliki perusahaan agar perusahaan mendapat keuntungan yang maksimal.
Tujuan dari penulisan ilmiah ini
adalah untuk mengetahui perbandingan nilai persediaan barang dagang pada UD. Setiawan Teknik antara
metode perhitungan penilaian persediaan yang digunakan UD. Setiawan Teknik
dengan metode masuk pertama keluar pertama yang digunakan oleh penulis.
Berdasarkan data persediaan bearing merek NTN periode
november 2016 yang diperoleh penulis dari UD. Setiawan Teknik maka penulis
melakukan perhitungan penilaian persediaan dengan metode masuk pertama keluar
pertama yang penulis gunakan dalam penulisan ilmiah ini. Dalam metode masuk
pertama keluar pertama adalah metode dimana harga pokok persediaan yang akan
dibebankan sesuai dengan urutan kejadiannya/berasal dari biaya persediaan awal
dan persediaan akhir berasal dari perolehan paling akhir. Selanjutnya penulis
melakukan perbandingan pernilaian
persediaan antara metode rata-rata tertimbang dengan metode masuk pertama
keluar pertama.
Setelah penulis melakukan perbandingan penilaian
persediaan antara rata-rata tertimbang yang digunakan oleh UD. Setiawan Teknik dengan
metode masuk pertama keluar pertama yang
penulis gunakan dalam penulisan ini, maka hasilnya dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 4.4
Persediaan Akhir dan HPP
Bearing Merek NTN
Periode November 2016
Keterangan
|
Metode Rata-Rata Tertimbang
|
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
|
Persediaan Awal
Persediaan Akhir
HPP
Laba Kotor
|
Rp 690.000
Rp 6.422.000
Rp 938.600
Rp 844.600
|
Rp 690.000
Rp 6.422.000
Rp 938.600
Rp 844.600
|
Sumber: Data Diolah
Pada cara perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan
diketahui persediaan awal november 2016 yang dimiliki oleh UD. Setiawan Teknik
adalah sebesar Rp 690.000,00 dan persediaan akhir sebesar Rp 938.600,00. Maka
akan menghasilkan harga pokok penjualan sebesar Rp 6.173.400,00. Dan penjualan
selama bulan november 2016 adalah sebesar Rp 7.018.000,00 dikurangi dengan
harga pokok penjualan, sehingga diperoleh laba kotor sebesar Rp 844.600,00.
Sedangkan pada metode masuk pertama keluar pertama
(FIFO) yang penulis gunakan dalam penulisan ini pun sama diketahui persediaan
awal november 2016 yang dimiliki oleh UD. Setiawan Teknik adalah sebesar Rp 690.000,00
dan persediaan akhir sebesar Rp 938.600,00. Maka akan menghasilkan harga pokok
penjualan sebesar Rp 6.173.400,00. Dan penjualan selama bulan november 2016
adalah sebesar Rp 7.018.000,00 dikurangi dengan harga pokok penjualan. Maka
akan menghasilkan laba yaitu sebesar Rp 844.600,00.
Berdasarkan perhitungan diatas, jelas terlihat dalam
menentukan besar kecilnya nilai persediaan pada kedua metode baik dengan metode
rata-rata tertimbang yang digunakan oleh UD. Setiawan Teknik dan metode masuk
pertama keluar pertama yang digunakan oleh penulis tersebut tidak akan
mempengaruhi laba selama harga beli tidak berubah yang akan diperoleh oleh UD.
Setiawan Teknik atas penjualan Bearing merek NTN dan mendapatkan hasil yang
sama. Akan tetapi apabila harga berubah-berubah maka perhitungan penilaian persediaan
baik dengan metode rata-rata tertimbang maupun metode masuk pertama keluar akan
menghasilkan jumlah yang berbeda yaitu dalam :
1)
Harga pokok penjualan untuk periode berjalan
2)
Laba kotor untuk periode tersebut
3)
Persediaan akhir
Berdasarkan
pembahasan yang telah dilakukan dan hasil kesimpulan yang telah penulis
kemukakan diatas, penulis menyarankan sebaiknya UD. Setiawan Teknik menggunakan
perhitungan dengan metode masuk pertama keluar pertama (FIFO). Dengan
menggunakan metode masuk pertama keluar pertama (FIFO) maka laba yang dihasilkan akan lebih besar karena
hpp kecil dan nilai persediaan dinilai menurut harga pokok sekarang sehingga
disaat harga barang cenderung naik turun, nilai persediaan akhir akan tetap
konsisten seperti awal dan tidak ada kemungkinan terjadinya manipulasi. Selain
itu juga memperkecil biaya pemeliharaan gudang, produk tidak cepat rusak dan
tidak ketinggalan jaman karena barang yang lebih dahulu masuk lebih dahulu
keluar.
Korelasi
Etika Dengan Ringkasan PI
Struktur etika :
Secara umum etika
terbagi menjadi dua bagian besar yaitu Etika umum dan Etika khusus.
1. Etika Umum : Etika tentang kondisi dasar dan umum
bagaimana manusia harus bertindak secara etis.
2. Etika Khusus : Penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam
bidang kehidupan khusus. Etika Khusus dikelompokkan menjadi yaitu Etika
individual dan Etika sosial.
a. Etika Individual
Etika
yang menyangkut hubungan individu dengan dirinya sendiri.
Berdasarkan ringkasan penelitian
ilmiah diatas maka relasi atau hubungan dengan struktur etika yang ada masuk
dalam kategori etika bisnis karena penelitian yang dilakukan mengenai
perhitungan persediaan barang bearing pada perusahaan dagang dimana perusahaan
ini melakukan bisnis. Etika Bisnis adalah
cara-cara saat melakukan kegiatan berbisnis yang mencangkup semua aspek, baik
itu yang berkaitan dengan seorang individu, perusahaan, maupun masyarakat.
Dalam suatu perusahaan etika bisnis
dapat menjadikan pedoman untuk melaksanakan aktivitas dalam bekerja, yang
dimana bekerja dilandasi dengan etika, moral, kejujuran dan profesionalisme. Etika
bisnis mempunyai tujuan salah satunya adalah memberikan kesadaran akan moral
dan memberikan batasan kepada para pelaku bisnis supaya dalam menjalankan
bisnisnya dengan bersikap baik, sehingga tidak berperilaku yang dapat merugikan
banyak pihak yang ada hubungannya dengan bisnis tersebut.
Adapun etika
bisnis dalam perdagangan yaitu memiliki
kejujuran saat berkomunikasi & bersikap. Ketika membangun suatu bisnis
diperlukan kejujuran saat berkomunikasi maupun bersikap dengan mitra kerja dan
juga konsumen, sehingga usaha yang dibagun akan semakin di percaya. Pembisnis
yang baik harus selalu memenuhi setiap janjinya dan selalu berkomitmen dalam
menjalankan usaha bisnisnya seperti pada UD. Setiawan Teknilk dalam pengirim
barang bearing dilakukan sesuai janji yang disepakati/diminta oleh konsumen
sehingga konsumen tidak kecewa. Memiliki Integritas, maksudnya dalam berbisnis
atau menjalankan usaha maka diperlukan konsistensi pada pemikiran, ucapan
maupun perbuatan seperti pada saat pengiriman barang jika barang yang sampai tempat
konsumen terdapat kerusakan maka UD. Setiawan Teknik mengganti dan mengirimnya
dengan yg baru, pada persedian barang bearing perusahaan selalu mengecek stok
persediaan barang digudang sehingga jika seorang konsumen ingin membeli maka
barang tersebut selalu ada. Lalu yang
penting lainnya dalam berbisnis yaitu memiliki loyalitas yang tinggi terhadap
bisnis yang di jalani. Loyalitas dapat dilihat dari kerja keras dan keseriusan
dalam menjalani bisnis, bekerja sesuai dengan visi dan misi, serta tidak
mencampur adukan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.
Jadi etika bisnis dapat mengatur dan
mengarahkan para pelaku bisnis untuk mewujudkan manajemen maupun citra yang
baik dalam berbisnis, sehingga bisnis tersebut dapat di ikuti oleh semua orang
yang mempercayai adanya bahwa bisnis itu memiliki etika yang baik. Seperti salah
satu perusahaan bisnis yaitu pada UD. Setiawan Teknik yang menerapkan etika
bisnis dengan baik sehingga bisa menjaga citra dalam berbisnis yang dapat
memberikan kepercayaan kepada konsumen sehingga usahanya masih berjalan dan
dapat membuka ruko baru didaerah lain.
Sumber: