Selasa, 02 Juni 2015

Pengangguran Dan Cara Mengatasinya

Masalah pengangguran termasuk salah satu masalah sosial besar yang dihadapi oleh setiap bangsa. Setiap tahun, angka pengangguran bertambah seiring dengan bertambahnya angka kelulusan di lembaga pendidikan. Hal ini tentu tidak bisa dianggap remeh, sebab dari sinilah bisa muncul ragam masalah sosial lain di masyarakat.
Pengangguran atau bisa di sebut sebagai tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaaan pendapatan menyebabkan pengangguran harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap pengangguran  dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga menggangu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan perkapital suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya, kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja.
Pengangguran terbagi menjadi dua yaitu pengangguran berdasarkan jam kerja dan pengangguran berdasarkan penyebabnya. Pengangguran berdasarkan jam kerja seperti Pengangguran Terselubung (tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu), Pengangguran  Setengah Menganggur (tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu), Pengangguran Terbuka (tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan).
Sedangkan pengangguran berdasarkan penyebabnya seperti Pengangguran Siklus      (pengangguran yang disebabkan karena suatu negara  yang mengalami resisi/depresi perekonomian yang menyebabkan penghentian/pemecatan tenaga kerja),  Pengangguran Musiman (pengangguran yang ditimbulkan oleh perubahan musim. Contohnya Pekerja petani/tani banyak menganggur pada musim kemarau karena mereka menunggu panen atau tidak bisa mengolah sawah dan akan mengolah sawah apabila musim hujan), Pengangguran sementara/ Friksional (pengangguran yang terjadi hanya untuk sementara waktu misalnya sementara menunggu panggilan kerja, mogok kerja menuntut kenaikan upah), Pengangguran normal (pengangguran yang memang belum dapat pekerjaan dikarenakan pendidikan dan keterampilan tidak memadai).
Cara mengatasi masalah pengangguran. Pada dasarnya, masalah pengangguran adalah masalah masyarakat yang harus  disikapi bersama-sama. Bahwa pemerintah merupakan salah satu faktor untuk menyelesaikan masalah pengangguran harus diakui. Namun, hal itu bukan satu-satunya faktor yang menjadi solusi. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi masalah sosial ini diantaranya adalah mengubah paradigma masyarakat untuk tidak lagi tergantung sebagai pencari kerja, khususnya pada lulusan universitas. Mereka harus dididik untuk menjadi seorang penyedia lapangan kerja dan berani untuk berwiraswata. Mengubah konsep pendidikan untuk lebih bisa menciptakan lulusan yang sudah siap masuk ke dunia kerja dan bukan sekedar menguasai teori. Selama ini, proses ini hanya berlangsung di tingkat sarjana. Menciptakan program padat karya yang dipelopori oleh pemerintah. Memberikan subsidi untuk setiap aktivitas yang berbasis unit usaha usaha masyarakat, sebagimana yang dilakukan di china. Dan bukan justru sebaliknya, menjadi unit usaha masyarakat sebagai sumber pungutan liar oleh oknum pemerintah. Lebih meningkatkan porsi pendidikan kewirausahaan disetiap tingkat pendidikan. Sehingga jiwa wirausaha ini bisa ditumbuhkan sejak usia dini.

Contoh Jenis Pengangguran Yang Ada Di Sekitar Tempat Tinggal Saya

Disekitar lingkungan tempat tinggal saya, jenis pengangguran yang saya temui yaitu Pengangguran Musiman” dimana pengangguran ini ditimbulkan oleh perubahan musim. Contohnya, pekerja bangunan banyak yang menganggur pada musim hujan. Ada juga “Pengangguran Friksional” yaitu pengangguran yang bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan lowongan kerja. Kesenjangan ini dapat berupa kesenjangan waktu, informasi, maupun jarak. Contohnya, seseorang sementara waktu  menunggu panggilan kerja.
Cara mengatasi pengangguran musiman diantaranya  Berikan informasi jika ada lowongan kerja disektor lain, & Lakukan pelatihan di bidang keterampilan lainnya sepeerti menjahit dan lain-lainnya. Sedangkan, cara mengatasi pengangguran  friksional diantaranya  Perluas kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru, Datangkan investasi baru diberbagai bidang, Galakkan pengembangan sektor informal seperti home industri,   Lakukan transmigrasi penduduk untuk menyerap tenaga kerja disektor agraris dan lainnya, Bangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, PLTA, PLTU dan lain-lainnya dengan tujuan untuk mendatangkan investasi. 


Sumber: